07 November 2012
Kuala Lumpur Menopause
Sesungguhnya Kota itu nafasnya hanyir
muntahnya berkahak memualkan tekak
menjolok halkum sesak berbaur
neon-neon pun hidup memedih mata
lalu ain ini terpaksa ku lontarkan jauh
berpaling namun tidak ku dusta lagi
Kaki ini sudah penat
longlai kian membatu
berpasak goyah lumpur berhingus
kudrat sudah luntur
iradat masih utuh
namun suara itu berkata :
"...Hei anak Sg. Derhaka, bukankah kamu utusan itu...?"
Disinun
dibenua kecilku
Samarkand subur bukan mimpi lagi
Al-Shams bersinar
"Sungguh..." bisik benua itu
Di Sungai itu
aliran lesu tambah berliku
Aku tidak mahu hanyut lagi
Ku biar Kota itu tenggelam
Selamat tinggal tikus mondok
bayangku akan menjadi teman setiamu
Nukilan tercetus setelah 7 hari menghirup udara segar dibenua baru, di tepi pantai Tok Jembal
Subscribe to:
Posts (Atom)